Sejarah Berdirinya Yayasan As-Salwa Padang

 

Sejarah Berdirinya Yayasan As-Salwa Padang

Oleh. Ruhama Wazna, M.A

      Yayasan As-Salwa merupakan Yayasan yang bergerak di bidang sosial-pendidikan terletak di Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang Sumatera Barat. Nama Yayasan ini terinspirasi dari nama pendirinya yaitu Tgk.H. Muhammad Ali Salwany, seorang ulama yang berasal Aceh. Pada awalnya hanya berbentuk kelompok pengajian dengan jumlah jama’ah yang tidak seberapa. Kegiatan pembelajaran keagamaan berupa majelis taklim merupakan benih dari yayasan As-Salwa  yang telah dirintis oleh Tgk.M.Ali Salwany beserta Istrinya ustadzah Zaharni Thahar, tidak lama setelah kepindahan Beliau beserta keluarganya dari Aceh ke daerah ini, tepatnya pada tahun 2001. Majelis  tersebut dinamakan dengan Majelis Taklim An-Nūr.

    Geliat semangat terhadap pendidikan keagamaan dalam diri Tgk. Ali Salwany beserta istri tampaknya tidak pernah padam, terlebih lagi mereka menyaksikan kondisi masyarakat sekitar yang pada umumnya masih belum begitu memahami nilai-nilai Islam. Hari kamis tanggal 3 Mei 2001 mulai dikumpulkan kaum ibu disekitar sana dan kepada mereka disampaikan  gagasan mengenai akan diadakannya pembelajaran agama Islam, ide ini disambut baik oleh mereka sehingga  pada hari kamis tanggal 10 mei 2001 dimulailah kegiatan belajar-mengajar pertama kalinya dengan  diajarkan langsung oleh Tgk.Ali salwany di garase rumah yang dijadikan ruang belajar yang diikuti oleh lima belas orang jama’ah, termasuk istri dari Tgk.Ali Salwany sendiri, yang memang sangat setia selalu mendampingi perjuangan dakwah beliau.  Sejak saat itulah, tatap muka pembelajaran majelis taklim ini rutin diadakan setiap hari kamis.  Beberapa bidang ilmu yang diajarkan adalah tafsir, hadis, sejarah Islam dan fiqih, diantaranya tentang wudhu, shalat dan praktek shalat, baik itu shalat wajib maupun shalat sunnah, mengajarkan do’a setelah shalat, pelaksanaan jenazah dan lain sebagainya. Meskipun pembelajaran awal yang sangat sederhana telah dimulai pada tanggal  3 Mei 2001, namun majelis taklim ini mengukuhkan dirinya pada tanggal  20 Mei, sehingga Harlah dari Majelis taklim ini diadakan setiap tanggal 20 Mei setiap tahunnya. Semakin hari Majelis taklim ini semakin berkembang, dengan semakin bertambahnya jumlah jama'ah. Berbagai kegiatan juga dilakukan seperti  menziarahi makam ulama syeikh Burhanuddin di Pariaman  pada 17 maret 2002. Seni Rebana juga mulai diadakan dengan latihan perdana pada tanggal 29 september 2002.  Kemudian kelompok pengajian ini sempat dinamakan dengan Yayasan Ath-Thariq .

    Bukan hanya di bidang Majelis taklim, pada tahun 2001 itu juga dirintis  Pendidikan bagi anak-anak setingkat SD untuk berbagai pelajaran seperti pembelajaran Al-Qur’an, Bahasa Arab dan Bahasa Inggris, dengan dukungan dan motivasi dari Tgk.Ali salwany dan Istri, pembelajaran untuk tingkat anak-anak ini dikelola oleh Anak-anak dari Tgk.Ali Salwany sendiri, namun sayangnya pembelajaran Bahasa Arab dan Bahasa Inggris tidak bertahan lama, sementara Pembelajaran Al-Qur’an semakin menunjukkan eksistensinya, terlebih lagi sejak Yayasan Al-Amin dibawah pimpinan ustadzah Emi yang tidak jauh berada dari sana mengalihkan santri-santrinya sebanyak 43 orang ke Yayasan Ath-Thariq tepatnya tanggal 2 juni 2003, setelah sebelumnya menyampaikan niatnya tersebut kepada Tgk.Ali Salwany pada kamis, tanggal 29 mei 2003. Dengan demikian, semakin bertambah jumlah santri di Yayasan tersebut.

    Disaat-saat ghirah (semangat) menuntut ilmu agama Islam tumbuh dan berkembang ditengah-tengah masyarakat sekitar, Tgk.Ali Salwany jatuh sakit dan sepuluh hari kemudian berpulang kerahmatullah tepatnya pada tanggal 13 Desember 2003. Meski tergolong belum lama di daerah itu, tidak sedikit masyarakat yang menunjukkan empatinya hingga mengantarkan pada tempat peristirahatan terakhir beliau di pemakaman Tunggul Hitam Padang, prosesi pelepasan jenazah saat itu dilepas oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Barat H.Syamsul Bahri Khatib. Kehilangan yang teramat sangat menjadi pesan tersendiri bagi Ustadzah Zaharni Thahar untuk melanjutkan perjuangan dakwah dan Pendidikan almarhum suaminya. Dibawah pimpinan beliau Yayasan ini semakin berkembang, berbagai kegiatan diadakan diantaranya adalah wirid mingguan, wirid bulanan yang dilaksanakan bergiliran pada rumah-rumah jama’ah, magrib mengaji, shalat tahajjud berjama’ah sekali dalam seminggu, serta membentuk  kelompok pelantun Asma’ul Husna yang kerap diminta untuk tampil pada berbagai acara, selain itu, Ustadzah Zaharni juga menciptakan lagu Mars majelis taklim as-salwa yang hingga kini tetap di tampilkan pada acara-acara majelis taklim tersebut, Adapun pembelajaran lebih ditekankan pada tahsin dan tafsir Qur’an, dengan tekad, ketekunan dan Izin Allah tentunya, beberapa jama’ah yang dulunya bahkan tidak mengenal huruf hijaiyah kini telah mampu membaca Al-Qur’an bahkan sebagian diantara mereka dipercaya untuk menjadi guru mengaji. Selain itu Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD) juga pernah di laksanakan di yayasan ini. 

            Nama Yayasan Ath-Thariq secara resmi diakui dengan terbitnya akte notaris pada hari sabtu tanggal 24 April 2004. Akan tetapi, kemudian nama Yayasan tersebut atas dasar kesepakatan keluarga diubah menjadi As-Salwa, untuk mengenang Tgk.Ali Salwany sebagai pendiri Yayasan ini. Dua tahun berselang, tepatnya tanggal 21 mei 2006, Walikota Padang Fauzi Bahar melantik kelompok Majelis Taklim As-Salwa. Dari sisi bangunanpun, Yayasan As-Salwa yang semula hanya memiliki satu ruang belajar yang merupakan wakaf Tgk.Ali Salwany dan Ustadzah Zaharni, bertambah besar dengan didirikannya  sebuah mushalla yang juga merupakan wakaf dari para hamba Allah. Mushalla As-Salwa ini diresmikan langsung oleh Gubernur Provinsi Sumatera Barat  Irwan Prayitno pada tanggal 21 November 2010 dan dihadiri oleh para petinggi dan sesepuh agama dan adat yaitu Tuanku Bagindo H. Muhammad Leter, juga dihadiri oleh Mahyeldi Ansharullah yang saat itu menjabat sebagai wakil walikota padang, dan Drs.H.Darwas saat itu menjabat sebagai Kepala kantor wilayah kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat, beserta tokoh-tokoh masyarakat lainnya. Acara Peresmian ini berlangsung dengan meriah.

    Seiring dengan itu, Taman  Pendidikan Al-Qur’an bagi anak-anakpun semakin mengalami perkembangan yang signifikan,  dikelola oleh Anak perempuan Tgk.Ali Salwany yang benama R.Naila Wahida serta menantunya Lukmanul Hakim, hingga kini setidaknya  secara keseluruhan terdapat ribuan santri yang telah dan sedang  menjalani Pendidikan di As-Salwa. Semoga Yayasan As-Salwa ke depan semakin jaya, melanjutkan perjuangan dakwah alm.Tgk.Ali Salwany dan ustadzah Zaharni Thahar, sehingga dapat memberikan kemaslahatan bagi masyarakat. Mengenal dan mendalami nilai-nilai Qur’ani.  






















 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biografi Tgk.H.M.Ali Salwany

FaceApp : Haramkah???