SEJARAH PENAMAAN RUMAH SAKIT UMUM TAKENGON MENJADI RUMAH SAKIT ‘DATU BERU’




 

SEJARAH PENAMAAN RUMAH SAKIT UMUM TAKENGON

MENJADI RUMAH SAKIT ‘DATU BERU’

 

Oleh: Ruhama Wazna

( Dosen IAIN Lhokseumawe )

 

            Rumah Sakit Umum Daerah DATU BERU berdiri sejak masa penjajahan kolonial Belanda yaitu pada tahun 1939, pada waktu itu masih bernama Rumah Sakit Umum Takengon dan berlokasi di jalan Yos Sudarso Takengon, yang ketika itu masih dikelola oleh pemerintah Belanda, kemudian setelah Indonesia merdeka Rumah sakit ini diserahkan kepada Pemda Aceh Tengah. Dan pada tahun 1995, berdasarkan SK Menkes RI No. 109/menkes/SK/1995 Rumah Sakit Umum Takengon ditingkatkan dari tipe D menjadi tipe C yang diresmikan pada tanggal 24 Juli 1995 dengan nama Rumah Sakit Umum ‘DATU BERU’ Takengon.

            Proses Peralihan nama Rumah Sakit tersebut melibatkan unsur Legislatif dan Eksekutif. Pada masa kepemimpinan Drs.Buchari Isaq sebagai Bupati Aceh Tengah, semua Fraksi dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tk.II Aceh Tengah ( periode 1992-1997) diminta untuk mengajukan usulan beberapa nama yang salah satunya nanti akan digunakan. Setelah melewati kesepakatan semua Fraksi,  maka dari beberapa nama yang diusulkan  mengerucut pada dua pilihan yakni “DATU BERU’ yang diusulkan oleh Zaharni Thahar dari Fraksi Golkar, dan ‘JOHAN PAHLAWAN’ yang diusulkan oleh Letkol.Nur Sulaiman dari Fraksi ABRI. Sidang berlangsung dengan cukup alot, hingga akhirnya kesepakatanpun diambil dengan di putuskannya nama ‘DATU BERU’ sebagai nama pengganti dari Rumah Sakit Umum Takengon, dibawah pimpinan Sidang, Kadim Abdurrahman.

            Datu Beru sendiri merupakan salah satu Tokoh Penting dari Gayo, Pernah menjabat sebagai anggota parlemen di kerajaan Aceh perwakilan dari kerajaan Linge. Saat itu Johansyah sebagai Reje Linge ke-12.Dalam tulisan Yusra Habib Abdul Gani disebutkan bahwa Datu Beru merupakan salah satu wanita Aceh yang disegani dan layak menduduki kursi parlemen pusat pada masa pemerintahan Sultan Ali Munghayatsyah ( Pendiri dan sultan pertama Kesultanan Aceh yang bertakhta dari tahun 1514 sampai meninggal tahun 1530 ). Datu beru yang bergelar Qurrata ‘Aini merupakan sosok perempuan Tangguh, dengan menunggang kuda ia berangkat dari Linge menjalankan tugasnya ke Banda Aceh (Ibu Kota Provinsi). Penyematan Namanya pada Rumah Sakit Umum Daerah diharapkan dapat selalu mengingatkan masyarakat Gayo pada khususnya akan sosok Perempuan Istimewa ini, disamping memang nama seorang perempuan bukankah lebih identik dengan kesejukan?, sehingga diharapkan nama ini juga sesuai bagi Rumah Sakit sebagai tempat yang membutuhkan horizon kesejukan terutama bagi pasien-pasiennya.   

Sumber:

1.     Wawancara dengan Isa Umar ( anggota DPRD Tk.II Aceh tengah Periode 1992-1997) pada tanggal 19 Januari 2018

2.     Wawancara dengan Zaharni Thahar ( anggota DPRD Tk.II Aceh tengah Periode 1992-1997) pada Tanggal  19 Januari 2018

3.     https://id.wikipedia.org/wiki/Ali_Mughayat_Syah_dari_Aceh

4.     https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Aceh_Tengah

5.     http://www.rsudb.acehtengahkab.go.id/sejarah/

6.     https://www.fimela.com/lifestyle-relationship/read/2624131/salah-cetak-foto-datu-beru-hebohkan-masyarakat-aceh

 catt: Semua web tersebut diakses pada 4 Desember 2020












Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biografi Tgk.H.M.Ali Salwany

Sejarah Berdirinya Yayasan As-Salwa Padang

FaceApp : Haramkah???